WEBSITE RESMI

Kamis, 06 Desember 2018

PANJI AL QUR'AN BAKAL BERKIBAR DI MURATARA

Kabarmuratara.oneline , Sumenep - Pada Hari Kamis (6/12/18/) Bupati HM. Syarif Hidayat melakukan kunjungan kerjanya ke Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Kabupaten Sumenep Jawa Timur, pada kesempatan itu Bupati menyampaikan
Insyaallah anak-anak santri dari Muratara tak lama lagi bakal memberikan warna tersendiri di bidang agama untuk kabupaten baru kita yang berslogan berselang serundingan.ungkapnya

"Dalam kurun waktu satu tahun semenjak anak-anak dititipkan di beberapa pesantren di pulau Jawa dan Sumatera, dalam pantauan di lapangan telah menunjukkan hasil yang benar-benar signifikan dari segi akhlak maupun wawasan dan keilmuan".jelasnya lagi

"Mereka sudah bisa berbicara Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan hafalan Alquran mereka ada yang sudah 8 juz".terang Bupati

"Saya sangat mengharapkan anak-anak santri yang dititipkan ke beberapa pesantren ini akan menjadi pilar pilar utama di setiap desa dalam kabupaten Muratara.

Menurut pengakuan dari beberapa orang santri putra maupun putri mereka mengatakan bahwa sudah betah di pesantren.

Kami sangat berterima kasih kepada bapak bupati Muratara yang telah memberikan fasilitas kepada kami, membiayai kami selama di pesantren.jelas perwakiln santri

Terus terang, kami mulai dari kakek, bapak hingga kami belum pernah kami diberlakukan oleh bupati seperti yang terjadi di zaman kami Sekolah dibiayai bupati, mondok dibiayai bupati. Pokoknya belum pernah, terdengar serak menahan tangis haru dari seorang santriwati asal Nibung.papar santri

Dalam season tanya Jawab ini, kesan yang dapat diambil output dari program ini telah membuahkan hasil yang luar biasa. Walaupun dari sisi lain terdapat sekitar 5% dari santri yang mengikuti program ini mengundurkan diri oleh sebab tidak tahan berpisah dengan orang tua dan keluarga. Bukan karena sebab-sebab lain.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien KH. DR. Ahmad Fauzi Ridjani, MA dalam sambutannya mengatakan, saya anggap Bapak Bupati benar-benar seorang visioner yang sangat beda dengan kepala daerah lain dalam segi ide dan program serta terobosan. Seperti contoh dalam beasiswa santri ini. Suasana acara dialog interaktif semakin mencair dengan adanya guyonan sang pimpinan.

Selanjutnya dalam sambutan penutup, Bupati memberikan informasi untuk para santri bahwa Kabupaten Muratara pada April 2019 akan menjadi tuan rumah MTQ tingkat provinsi Sumatera Selatan.terangnya

Untuk itu bagi anak-anak didik Muratara yang berada di pesantren Madura, Jawa ataupun Sumatera bagi yang dianggap mampu oleh kakak-kakak pembinanya diperbolehkan untuk ikut berkompetisi dalam ajang tersebut.tutup Bupati

"yang juga disambut teriakan semangat dari para santri dengan menggema takbir ‘Allahu Akbar'".

(*Ferry Irawan AM)*
Pengamat budaya dan sosial masyarakat


Senin, 02 April 2018

Diklatsar Banser GP Ansor Muratara Ditutup

www.ansormuratara.or.id - Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Muratara yang diselenggarakan sejak tanggal 31 maret smpai dengan 2 April 2018 bertempat di  madrasah diniyah desa bina karya secara resmi di tutup(02/04/2018).


Pelatihan yang diikuti oleh kurang lebih 50 peserta ini berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Kendati cuaca kadang tidak mendukung, tapi hal itu justru menambah semangat para peserta yang digembleng secara militer yang sengaja didatangkan dari Koramil Rawas ilir.


Narimo (21) Pemuda asal Kecamatan karang dapo ini begitu antusias dan semangat sejak acara Diklatsar ini dimulai.


“Hingga saat ini saya masih bersemangat, seakan saya masih belum puas dibina oleh para instruktur yang mempelajari saya banyak ilmu seperti bagaimana saya dipelajari cara membantu para korban bencana alam, pengamanan, dan masih banyak lagi,” papar Narimo.


Upacara penutupan berjalan khidmat setelah sebelumnya dilakukan pengukuhan para peserta menjadi anggota baru Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Muratara. Upacara ini dipimpin langsung oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor melalui wakasat korcab Banser Kabupaten Muratara, Komandan solikin.


Menurutnya, ketangguhan yang dimiliki oleh pemuda Banser ini harus benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata setelah nanti terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.


“Gelar Banser yang baru saja disematkan didada sahabat-sahabat banser ini bukan hanya dijadikan kegiatan ceremonial semata. Atau bahkan pola sikap yang kemudian dilakukan terkesan menjadi sombong. Tapi harus benar-benar dijiwai menjadi spirit bagaimana banser harus bisa mengabdi kepada para Ulama, Masyarakat, Bangsa dan Negara,” kata solikin dalam sambutannya.


Sementara itu, Ketua Pantia sekaligus senior banser Muratara Bapak Nur Cholis mengatakan akan terus melakukan rekrutmen anggota Banser secara periodik.


“Sejatinya rekrutmen anggota banser ini dilaksanakan dua kali dalam setahun. Bahkan kami sudah mewacanakan agar kemudian rekrutmen Banser ini harus mulai dilakukan di tingkat Kecamatan yang dalam koordinasinya berada di dalam kepengurusan Pimpinan Anak Cabang (PAC). Mudah-mudahan nanti bisa direalisasikan,” pungkas pak cholis disela-sela upacara.


Selasa, 20 Maret 2018

Bahas Konflik, GP Ansor Muratara Gelar Dialog Kebangsaan

Muratara, - Dialog Kebangsaan dengan tema peran strategis tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda dalam mencegah Konflik Sosial Muratara, menghadirkan beragam kalangan cendekia masyarakat di Muratara.

Unjuk rasa berujung pemortalan Jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang kerap dilakukan warga Muratara dalam menyampaikan aspirasi, menjadi topik utama dalam dialog kali ini.

Acara yang dilaksanakan oleh Gerakan Pemuda Ansor (GPP), Muratara  dilakukan di Aula RM, Sederhana, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Rabu (29/11) sekitar pukul 11.36 WIB, dihadiri beragam kalangan aktivis maupun tokoh masyarakat.‎

Pimpinan Cabang GPP Ansor Muratara, Waroko Hakim yang menjadi tuan rumah dialog menuturkan, acara dialog ini dilakukan untuk membuka wawasan masyarakat khususnya warga Muratara.‎

Menurutnya, unjuk rasa yang kerap dilakukan masyarakat selama ini, hanya untuk kepentingan oknum tertentu, gerakan elit politik, gerakan sakit hati. Karena selalu mengorbankan kepentingan masyarakat banyak dengan melakukan pemortalan jalan raya dan kesalahan objektif selalu ditudingkan ke Bupati.

Dia berharap, dengan dialog ini bisa menjadi solusi kebuntuan komunikasi antara masyarakat, sehingga setiap permasalahan bisa segera teratasi dengan cara-cara yang tidak anarkis. "Kami pemuda, kami tidak anti dengan unjuk rasa. Tapi kalau sampai mengorbankan kepentingan orang banyak, ‎dan merusak aset negara itu bukan solusi, tapi hanya menambah masalah,"timpalnya.
        
Dia mengatakan, selama ini banyak kalangan masyarakat yang fokus menyerang kebijakan Pemerintah Daerah (Bupati), padahal banyak unsur pemerintahan yang terlibat dalam membuat kebijakan daerah itu. 

"Tapi seolah-olah DPRD, Kades, Camat tidak terlibat dalam membuat kebijakan pemerintah itu. Mereka tidak ada ketika masyarakat ada masalah, unsur pemerintah itu banyak ada Eksekutif, legislatif maupun perangkat lainnya,"bebernya.
        
Bupati Muratara H Syarif Hidayat mengharapkan, acara yang dilaksanakan oleh GP Ansor ‎Muratara ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat agar kembali mengerakan roda organisasi kepemudaan ke hal positif. Menanggapi tema pembahasan, Bupati Menyampaikan pihaknya mempersilakan ke masyarakat untuk menyampaikan asfirasi.
    
Namun penyampaian asfirasi itu harus sesuai dengan aturan, tidak anarkis, merusak aset negara apa lagi sampai melakukan aksi pemortalan jalan negara. "Saya tidak ingin aksi pemortalan jalan terulang lagi, kita zolim jika menutup jalan negara, karena jalan itu untuk kepentingan orang banyak dan bukan hanya milik warga Muratara saja," pesannya.‎
         
Sementara itu, Kasdim 0406 Mura-Lubuklinggau-Muratara, Mayor INF Budiman Hutahuruk yang menjadi pemateri peran Komponen Masyarakat dalam menangani konflik menyampaikan. Indonesia terdiri dari beragam agama, suku dan ras, semua berpotensi konflik, jika masyarakat tidak peduli dan mencegah konflik komunal tersebut, pasti konflik akan terjadi.
        
Menurutnya, konflik bisa dipicu dari exklusivisme, suku, agama, ras, sara, politik kesenjangan sosial, perpindahan penduduk secara masal, dan kondisi masyarakat yang rentan terhadap tindakan provokatif‎. 

"Bagaimana kita menjabarkan informasi yang kita dapat, karena sekarang banyak sekali berita provokatif yang disebar lewat media maupun Media Sosial. Kita harus inplementasikan dasar pancasila dikehidupan sehari-hari, sebagai tameng persatuan kebangsaan dan bernegara," ucapnya.
      
Dia mengatakan, jika konflik ada, apakah ada keadilan di sana? "Supaya menuju ke adilan yang beradab, masyarakat harus mengakui perbedaan, dalam kehidupan. Kita harus mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena dengan orang lain,"jelansnya.
          
Mayor INF Budiman Hutahuruk menegaskan, jika wilayah sudah terkena konflik sosial. Sudah dipastikan daerah itu mudah di provokasi dan di adu domba oleh pihak luar. Bahkan, hal itu sudah pernah terjadi di wilayah Iraq. 

"Akhirnya mereka perang saudara, mereka tidak sadar itu negara mereka sendiri dan mereka tidak sadar apa akibatnya. Ujungnya, hanya ada penyesalan karena negara mereka sudah hancur, mereka tidak sadar masyarakat disana di adu domba," ucapnya.
        
Dia menyampaikan, hal ini merupakan strategi perang modern yang diterapkan oleh pihak tertentu dan sangat berbeda dengan perang konvensional yang menggunakan senjata. 

"Jadi kita harus perkuat persatuan bela negara di daerah, dengan cara mencegah provokasi, konflik dan lainnya. Jaga terus keutuhan bangsa dan NKRI harga mati,"pintanya.
        
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Muratara, Muhamad Ali menuturkan, masyarakat Muratara jangan mudah di provokasi sehingga zolim dengan cara menutup jalan raya jika melakukan unjuk rasa. Ditakutkan, akibat citra negatif yang terbentuk membuat kemerosotan pembangunan di Muratara.
         
"Kita harus perbanyak dialog, jangan sampai buntu komunikasi. Perbanyak sosialisasi, tetap jaga keutuhan NKRI,"timpalnya. 

Tokoh Pemuda Muratara, Agus Maryanto mengatakan di Muratara saat ini terjadi krisis ras, dan masyarakat Muratara umumnya mengeneralkan konflik dengan permasalahan politik.
          
"Kita sudah meniru masyarakat Amerika, seluruh persoalan kita laporkan secara demokrasi. Ketika ada masalah hukum, itu ditangani proses hukum. Aksi portal jalan itu sebenarnya masalah hukum yang lambat ditangani sehingga terekspos dan menyerempet ke permasalahan politik,"timpalnya.
           
Ada beberapa persoalan yang menjadi kesimpulan yang bisa diambil untuk mencegah konflik di wilayah Muratara. "Caranya harus memperbanyak dialog dan memilah permasalahan sesuai poksinya," tegasnya. 

Jika itu permasalahan hukum di selesaikan secara hukum, jika masalah politik di selesaikan secara politik, jika ada permasalahan sistem pemerintah diselesaikan dengan sistem pemerintah.
        
Dia juga menyampaikan, masyarakat Muratara harus menyadari musuh-musuh yang menjadi faktor utama penyebab konflik tersebut. Diantaranya, yang menjadi penyebab konflik kebodohan, kemiskinan, ke tidak adilan, ke tidak sejahteraan,dan ke tidak setaraan.
         
"Masyarakat harus menyadari, musuh kita bukan pemerintah atau objek. Tapi musuh utama kita itu tidak nampak, ini yang mesti kita atasi. Jika itu sudah melekat di masyarakat otomatis bisa mengakibatkan konflik," tutupnya.
         
Sementara itu, perwakilan dari Pemuda Pancasila Muratara, Taufik Said menyatakan. Untuk penuntasan koflik di masyarakat, semua element pemerintahan harus dilibatkan. Karena unsur pemerintah tidak hanya satu lembaga atau insitusi.

"Pemda, DPRD, Camat, Kades, aparat penegak hukum, Kementerian Agama harus turun ketika ada masalah di masyarakat. Karena Muratara ini milik kita semua, bukan hanya Pemda atau satu golongan," tandasnya.
        
Di akhir acara, seluruh tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan seluruh peserta langsung menandatangani deklarasi kesepakatan untuk membangun kabupaten Muratara, agar lebih baik lagi masa mendatang.

Sumber : Detiksumsel.com


Sabtu, 17 Maret 2018

Tokoh Nasional Nilai Pembangunan Muratara Berhasil 

MURATARA- Kepala Kwartir Nasional (Ka Kwarnas)  Gerakan Pramuka Indonesia, Adhyaksa Dault memuji Bupati Musi Rawas Utara, H. Syarif Hidayat dalam dua tahun kepemimpinannya sangat konsen dalam mendidik Sumber Daya Manusia (SDM)  yang berkualitas. 



Menurut mantan Menpora ini,  salah satunya perhatian lebih terhadap perkembangan Gerakan Pramuka Di Kabupaten Musi Rawas Utara. Dengan dukungannya Muratara mampu membangun bumi Perkemahan dengan fasilitas yang lengkap. 



"Alhamdulillah soreni Meskipun Perjalanan yang jauh. Sangat membahagiakan sekali hari ini,  saya bersama rombongan ancungi Jempol kepada Kak Syarif yang sangat perhatian dengan Gerakan Pramuka dalam rangka mencetak masa depan generasi muda Muratara,  Insya Allah berkah, "ucap Adhyaksa Dault, saat meresmikan Bumi Perkemahan Sungai Aur di Kecamatan Rawas Ilir,  Jumat (16/3)



Dikatakan Adhyaksa Dault. Pembangunan di Muratara dapat dikatakan berhasil,  dengan adanya Bumi Perkemahan berstandar nasional ini,  sebagai tempat berkumpulnya mencetak generasi penerus bangsa.



Mantan Ketua KNPI ini menilai Bupati Muratara gesit dan konsekwen dalam membangun daerahnya.



Apalagi,  ungkapnya pembangunan bumi Perkemahan ini tidak hanya pemerintah saja yang ikut andil,  tapi juga perusahaan di Kabupaten Muratara. 



"Artinya ada sinergisitas antara Pemerintah dengan perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Muratara,  itu sudah seharusnya para perusahaan membantu pembangunan untuk kemajuan Muratara,"ajaknya. 



Dia meminta kepada pengurus Gerakan Pramuka di Kabupaten Musi Rawas Utara untuk menyusun Jadual kegiatan bertingkat nasional nantinya. 



Adhyaksa Dault meyakinkan dengan adanya kegiatan nasional tadi, Presiden Indonesia,  Joko Widodo ataupun Wakil Presiden dapat hadir dan berkunjung ke Bumi Beselang Serundingan.



Nah, dengan kehadiran tokoh-tokoh nasional, Adhyaksa Dault optimis Kabupaten Muratara dapat berkembang dengan pesat. 



"Teman-teman di Jakarta dapat mengetahui Kabupaten Muratara ini Luas penuh dengan SDA dan SDM berkualitas,"ungkapnya. 



Adhyaksa Dault juga mendoakan peserta 868 kemah tingkat Kabupaten kedepannya dapat menjadi orang-orang yang Sukses yang nantinya menggantikan Pemimpin Di negara ini. 



Dikatakannya ini bukan hal yang mustahil, Karena sejatinya Gerakan Pramuka inilah yang merupakan revolusi mental yang sesungguhnya yang merupakan cita-cita Presiden Jokowi. 



"Saya Sampaikan kepada bapak Presiden,  revolusi mental itu ada di Gerakan Pramuka, Karena Gerakan pramuka itu cinta tanah air, "utaranya. 



Sementara itu Bupati Muratara, H. Syarif Hidayat mengatakan peranan Gerakan Pramuka merupakan salah satu upaya bangsa ini untuk melindungi generasi muda dari berbagai ancaman yang dapat merusak masa depan.



Dikatakannya Gerakan Pramuka yang dikembangkan dapat menjadikan generasi muda memiliki masa depan yang berkarakter, mandiri Kreatif Dan berjiwa Pancasila Dan religius.



"Oleh Karena itu Kita pemerintah yang didukung masyarakat dengan adanya hibah tanah 4.5Hektar, Kita bangun fasilitas yang lengkap dengan pengerasan jalan. Gedung pendopo dan 16unit MCK, kedepannya Kita lengkapi Lagi, "utaranya. (rls Kominfo)